[intro] C G Am G F
Am F
Lihatlah luka ini yang sakitnya abadi
C G
Yang terbalut hangatnya bekas pelukmu
Am F
Aku tak akan lupa tak akan pernah bisa
C G
Tentang apa yang harus memisahkan kita
Em F G
Di saat ku tertatih tanpa kau disini
Em F G
Kau tetap ku nanti demi keyakinan ini
F G C
Jika memang dirimulah tulang rusukku
F G Am
Kau akan kembali pada tubuh ini
F G C
Ku akan tua dan mati dalam pelukmu
Am G F C
Untukmu seluruh nafas ini
Am F
Kita telah lewati rasa yang pernah mati
C G
Bukan hal baru bila kau tinggalkan aku
Am F
Tanpa kita mencari jalan untuk kembali
C G
Takdir cinta yang menuntunmu kembali padaku
Em F C G
Di saat ku tertatih tanpa kau disini
Em F G
Kau tetap ku nanti demi keyakinan ini
F C
Jika memang kau terlahir hanya untukku
F Am
Bawalah hatiku dan lekas kembali
F C
Ku nikmati rindu yang datang membunuhku
Am G F
Untukmu seluruh nafas ini
Dm
Dan ini yang terakhir (aku menyakitimu)
F
Ini yang terakhir (aku meninggalkanmu hooo..)
Am G F
Tak kan ku sia-siakan hidupmu lagi
Dm F
Ini yang terakhir, dan ini yang terakhir
Am G F G C
Tak kan ku sia-siakan hidupmu lagi
[chorus]
F G C
Jika memang dirimulah tulang rusukku
F G Am
Kau akan kembali pada tubuh ini
F G C
Ku akan tua dan mati dalam pelukmu
Am G F
Untukmu seluruh nafas ini
F G C
Jika memang dirimulah tulang rusukku
F G Am
Kau akan kembali pada tubuh ini
F G C
Ku akan tua dan mati dalam pelukmu
Am G F
Untukmu seluruh nafas ini
Am G F
Untukmu seluruh nafas ini
Dm F C
Untukmu seluruh nafas ini
Just The Way You Are
Minggu, 25 November 2012
Selasa, 13 November 2012
My Dream
just looks at it, my heart was beating fast,
liking arise unexpectedly, hopefully we meant to be together.
Selasa, 30 Oktober 2012
red hot chilli paper
Am F C ) How long how long will I slide ) G Am F C ) Seperate my side I don't ) CHORUS G Am F ) I don't believe it's bad ) C G ) Slit my throat it's all I ever ) Am Em I heard your voice through a photogragh Am Em It thought it up it brought up the past Am Em Once you know you can never go back G Am I've got to take it on the otherside Am Em Centuries are what it meant to me Am Em A cemetery where I marry the sea Am Em Stranger things could never change my mind G Am I've got to take it on the otherside G Am Take it on the otherside G Am Take it on take it on CHORUS Am Em Poor my life into a paper cup Am Em The ashtray's full and I'm spilling my guts Am Em She wants to know am I still a slut G Am I've got to take it on the otherside Am Em Scarlet starlet and she is in my bed Am Em A candidate for my soul mate bled Am Em Push the trigger and pull the thread G Am I've got to take it on the otherside G Am Take it on the otherside G Am Em C x 2 Take it on take it on CHORUS Em Turn me on take me for a hard ride C Burn me out leave me on the otherside Em I fell and tell it that it's not my friend C I tear it down I tear it down Am F C G And it's born again CHORUS Am F C G Am F How long I don't I don't believe it's bad C G Am Slit my throat it's all I ever
chord aku masih sayang
Intro : A C#m D A
A
kau rinduku
C#m
jiwaku indah memanggil dirimu
D
mataku terbangun untuk menanti
A
menantimu…
A
jangan pernah
C#m
kau ragukan cinta yang sesungguhnya
D
itu bisa menghancurkan semua
A
bukan begitu
Bm E
aku sungguh masih sayang padamu
C#m F#m
jangan sampai kau meninggalkan aku
Bm E
begitu sangat berharga dirimu
A
bagiku
Bm E
dan ku pastikan setia dihatimu
C#m F#m
dan ku korbankan semuanya untukmu
Bm E
sungguh kuberharap kaupun begitu
D (A)
padaku
F#m E D
coba engkau rasakan cinta yang begitukan mengesankan
F#m E D
yakin pasti dapatkan kemesraan yang penuh bintang
Interlude : A C#m F#m Bm E A
A
kau rinduku
C#m
jiwaku indah memanggil dirimu
D
mataku terbangun untuk menanti
A
menantimu…
A
jangan pernah
C#m
kau ragukan cinta yang sesungguhnya
D
itu bisa menghancurkan semua
A
bukan begitu
Bm E
aku sungguh masih sayang padamu
C#m F#m
jangan sampai kau meninggalkan aku
Bm E
begitu sangat berharga dirimu
A
bagiku
Bm E
dan ku pastikan setia dihatimu
C#m F#m
dan ku korbankan semuanya untukmu
Bm E
sungguh kuberharap kaupun begitu
D (A)
padaku
F#m E D
coba engkau rasakan cinta yang begitukan mengesankan
F#m E D
yakin pasti dapatkan kemesraan yang penuh bintang
Interlude : A C#m F#m Bm E A
Kunci Gitar kord/Chord Ungkapan Hati
[F]
G D Em D
S'anggun Warna Senja Menyapa
C Bm Am D
Bersambut Musim Yang Dijalani
G D Em D
Semegah Bintang Penuh Harapan
C Bm Am D
Mencoba Tuk Terangi Dalam Gelapnya Malam
Reff :
G D
Ungkapanku Untuknya
Em D
Untuk Seorang Wanita
G D
Yang Kupuja Dan Kupuji
Em D C D
Tak Kan Kurasa Jenuh Dirinya Dihatiku
["^,^"]
G D Em D
Parasnya Sungguh Indah S'kali
C Bm Am D
Menggugah Rasa Tuk Ingin S'lalu Bersamanya
G D Em D
Senyumnya Menggetarkan Jiwaku
C Bm Am D
Meresap Indah Dalam Alunan Syair Laguku.
Back To [F]
["^,^"]
G D Em D
Parasnya Sungguh Indah S'kali
C Bm Am D
Menggugah Rasa Tuk Ingin S'lalu Bersamanya
G D Em D
Senyumnya Menggetarkan Jiwaku
C Bm Am D
Meresap Indah Dalam Alunan Syair Laguku.
G D Em D
S'anggun Warna Senja Menyapa
C Bm Am D
Bersambut Musim Yang Dijalani
G D Em D
Semegah Bintang Penuh Harapan
C Bm Am D
Mencoba Tuk Terangi Dalam Gelapnya Malam
Reff :
G D
Ungkapanku Untuknya
Em D
Untuk Seorang Wanita
G D
Yang Kupuja Dan Kupuji
Em D C D
Tak Kan Kurasa Jenuh Dirinya Dihatiku
["^,^"]
G D Em D
Parasnya Sungguh Indah S'kali
C Bm Am D
Menggugah Rasa Tuk Ingin S'lalu Bersamanya
G D Em D
Senyumnya Menggetarkan Jiwaku
C Bm Am D
Meresap Indah Dalam Alunan Syair Laguku.
Back To [F]
["^,^"]
G D Em D
Parasnya Sungguh Indah S'kali
C Bm Am D
Menggugah Rasa Tuk Ingin S'lalu Bersamanya
G D Em D
Senyumnya Menggetarkan Jiwaku
C Bm Am D
Meresap Indah Dalam Alunan Syair Laguku.
Selasa, 09 Oktober 2012
TUGAS PPA (ARTIKEL)




OLEH:
NAMA
|
NRP
|
JURUSAN
|
NURYUDA AFRIADMA
|
12.04.1992
|
TI
|

PPN/PPA
Pendahuluan
Kajian mengenai peran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di dalam kontribusinya memberikan dukungan kepada berbagai sektor kehidupan masyarakat berupa peningkatan efisiensi serta produktivitas sudah banyak disajikan di berbagai fora. Pada umumnya studi tentang peran TIK di dalam organisasi difokuskan pada persoalan teknis seperti bagaimana memperbaiki kinerja operasional, atau bagaimana TIK digunakan sebagai bagian dari strategi bisnis perusahaan. Kajian yang lebih luas seperti misalnya bagaimana dampak sosial dari perkembangan TIK yang sedemikian hebat selama dua dekade terakhir ini relatif masih sedikit dilakukan. Dalam lingkungan sosial yang selalu berubah, terdapat setidaknya dua faktor yang memperngaruhi perubahan sosial itu sendiri: pelaku perubahan dan mereka yang terkena dampak perubahan. Dalam kaitan ini TIK dapat berperan dalam dua posisi sekaligus, sebagai aktor (means) pengubah dan sekaligus sebagai sasaran (ends) dari perubahan yang ingin dicapai. Naskah singkat ini dimaksudkan untuk memberi gambaran hubungan sebab akibat yang diperankan oleh TIK dalam konteks perubahan sosial kemasyarakatan.
Isi
Teknologi diyakini sebagai alat pengubah. Sejarah membuktikan evolusi teknologi selalu terjadi sebagai tujuan atas hasil upaya keras para jenius yang pada gilirannya temuan teknologi tersebut diaplikasikan untuk memperoleh kemudahan dalam aktivitas kehidupan dan selanjutnya memperoleh manfaat dari padanya. Terdapat urutan yang sistematis dalam perkembangan teknologi, diawali dengan persoalan yang diciptakan atau yang dihadapi dalam keseharian. Ilmu pengetahuan dasar seperti fisika, matematika, kimia, menjadi modal utama dalam memecahkan persoalan dan menciptakan teknologi. Tahapan berikutnya, temuan teknologi ini diperkenalkan kepada masyarakat dan jika terbukti dapat membantu memudahkan aktivitas manusia kemudian memasuki tahap komersial. Mereka yang mampu memiliki teknologi menjadi penerima manfaat (beneficiaries) teknologi, sedangkan yang tidak mampu berada pada lingkaran luar penerima manfaat teknologi. Kondisi mampu dan tidak mampu dalam memiliki teknologi inilah yang menjadi penyebab awal (primal causal) dari kesenjangan ekonomi dan sosial. Mereka yang mampu menghasilkan teknologi dan sekaligus memanfaatkan teknologi memiliki peluang yang lebih besar untuk mengelola sumber daya ekonomi, sementara yang tidak memiliki teknologi harus puas sebagai penonton saja. Akibatnya, yang kaya semakin kaya, yang miskin tetap miskin. Pada sisi gelap, teknologi dapat dituduh sebagai penyebab kesenjangan ekonomi dan sosial. Keadaan inilah yang kemudian memunculkan ide perlunya pemerataan pemanfaatan teknologi hingga ke masyarakat yang bila secara individu tidak mampu memilikinya. Upaya menciptakan teknologi tepat guna di sektor pertanian, perikanan, dan industri rumahan (home industry) yang berbiaya murah dan dapat diterapkan oleh mereka yang berpendidikan rendah pernah menjadi agenda nasional di berbagai belahan dunia, khususnya di kalangan negara sedang membangun. Teknologi tepat guna menjadi tidak popular lagi menyusul semakin kompleksnya tatanan sosial serta munculnya produk teknologi menengah yang dapat dibuat secara massal dan berharga murah. Efek substitusi inilah yang mematikan upaya dibangunnya teknologi tepat guna di pedesaan. Pemanfaatan bersama sumber daya teknologi menjadi solusi yang ditawarkan banyak pihak guna mengatasi keterbatasan daya beli terhadap teknologi. Termasuk dalam konsep ini adalah disediakannya angkutan massa di perkotaan atau dalam bidang layanan informasi adanya Community Access Center (CAP) dalam bentuk Warung Telekomunikasi (Wartel) dan Warung Internet (Warnet). Fakta menunjukkan bahwa anggota masyarakat tidak perlu harus memiliki teknologi untuk dapat menikmati manfaat teknologi. Dengan demikian yang penggunaan bersama sumber daya teknologi ini menjawab pernyataan mendasar, yang menjadi persoalan bukan pada kepemilikan atas teknologi tetapi akses kepada teknologi dan bagaimana masyarakat dapat seoptimal mungkin menggunakan teknologi untuk memperbaiki taraf hidupnya. Uraian di atas mengindikasikan dua hal, di satu sisi teknologi dianggap sebagai alat (means) yang menawarkan kemudahan dan pada gilirannya memberikan kemakmuran, di sisi lain karena kemampuannya memberikan kemakmuran teknologi menjadi tujuan (ends) masyarakat agar dapat memilikinya. Hubungan antara means dan ends ini menjadi pangkal dari fenomena sosial yang muncul dalam perkembangan teknologi. Sebagai means, teknologi hanyalah barang mati yang peran nyatanya sangat ditentukan oleh manusia yang mengendalikannya. Jika pengendalinya memiliki integritas yang tinggi terhadap lingkungan sosialnya, maka teknologi akan terbawa ke suasana positif, dicitrakan sebagai bermanfaat bagi masyarakat. Sebaliknya jika pengguna teknologi berperangai egois, tidak peduli kepada lingkungan, maka dampak negatif dari pemanfaatan teknologi tersebut menjadi tidak terelakkan. Sebagaimana layaknya sebuah pistol, dapat berperan dalam pemberantasan pelaku kejahatan maupun sebagai alat kejahatan., tergantung pada siapa yang menggunakannya. Dengan demikian persoalan menjadi bergeser bukan saja pada teknologi-nya saja, melainkan perhatian harus dipusatkan juga pada manusia pengguna teknologi dan interaksi antara manusia tersebut dengan teknologi yang digunakannya. Dalam hubungannya sebagai ends, tak dapat dihindarkan bahwa teknologi tertentu menjadi dambaan individu, masyarakat atau bahkan negara untuk memilikinya dan atau berhasil menguasainya. Persoalan yang menyertai keianginan ini adalah keterbatasan daya beli, baik untuk mengadakan penelitian dan pengembangan, pengadaan bahan baku, maupun pembuatan dalam skala produksi tertentu. Pada tataran mikro, dorongan memiliki teknologi yang terdapat pada individu dapat memicu tindakan kriminal atau tidak bertanggung jawab lainnya. Sementara pada tataran agregat, menjadi tugas pemerintah untuk membantu tersedianya teknologi tertentu yang dapat memudahkan kehidupan manusia. Strategi dan Kebijakan publik diperlukan untuk mengakomodasi persoalan teknologi sebagai ends ini. Di antara bermacam teknologi, di tengah konteks pergulatan antara kemajuan di bidang sosial dan teknologi serta interaksi saling pengaruh di antara keduanya, TIK menempati peran sentral. Isu globalisasi, semakin cepat meluas keseluruh penjuru dunia karena fasilitasi TIK. Apa saja yang terjadi di berbagai bagian di planet ini menjadi semakin cepat tersebar dan mudah diketahui dengan memanfaatkan TIK. Semua ini menjadikan TIK sebagai agen perubahan yang mengubah tatanan sosial kehidupan manusia di seluruh dunia.
TIK Bukan Hanya Internet
Awam seringkali menganggap bahwa wujud dari TIK adalah
Internet. Anggapan ini benar namun tidak tepat. Internet muncul sebagai hasil
dari menyatunya (konvergensi) antara Teknologi Informasi (TI) dan
Telekomunikasi. Sebelum muncul Internet, telah ada internet atau jaringan
komputer lokal maupun antar lokal yang sifatnya tertutup. Sebelum muncul
jaringan lokal, telah ada peralatan TI baik yang bekerja berdasar prinsip
komputasi maupun secara mekanik elektrik. Contoh perangkat TI yang bekerja
menggunakan mekanik elektrik adalah mesin ketik elektronik, alat cetak semi
otomatik, relay atau switch telepon di sentral telepon, papan reklame yang
dioperasikan menggunakan rangkaian elektronik analog, dan lain sebagainya.
Komputer dalam bentuknya sekarang merupakan evolusi dari perangkat komputasi
elektronik analog, yang selanjutnya dikembangkan menggunakan elektronik digital
dengan material silicon. Kebutuhan manusia berkomunikasi ditirukan kepada
komputer sehingga muncullah teknologi yang memungkinkan komputer “berbicara”
dengan komputer lainnya, atau yang kemudian disebut komunikasi data.
Keterhubungan antar komputer membentuk jaringan. Sebagaimana manusia, jaringan
komputer-pun menjadi meluas sebagaimana kemampuan manusia membangun
keterhubungan dengan manusia lain. Dari sinilah yang kemudian menghasilkan
jaringan komputer global atau Internet.
Teknologi elektronika digital dengan prinsip kerja komputasi tidak hanya digunakan pada komputer sebagaimana yang lazim dikenal awam, namun juga dipakai pada berbagai aplikasi, seperti jam digital, sistem pengendalian proses, penyiaran dan penerimaan televisi dan radio, peralatan rumah tangga (home appliances), mainan anak – anak (toys), pesawat telepon, peralatan telekomunikasi, dan masih banyak lagi lainnya. Semua perangkat ini tergolong TI karena memenuhi definisi TI yakni teknologi yang digunakan untuk mengumpulkan, mengolah, menganalisis, dan menyajikan informasi. Pada perkembangan terkini semua peralatan ini dapat berkomunikasi satu dengan lain menggunakan protokol komunikasi Internet Protocol (IP), sehingga kita dapat menyaksikan bagaimana sebuah Air Conditioner (AC) di rumah dapat dioperasikan dari mana saja melalui Internet. Dapat dimaklumi bila kalangan awam beranggapan bahwa TIK itu identik dengan Internet.
Semua Bebas Menjadi Sumber Informasi
Teknologi elektronika digital dengan prinsip kerja komputasi tidak hanya digunakan pada komputer sebagaimana yang lazim dikenal awam, namun juga dipakai pada berbagai aplikasi, seperti jam digital, sistem pengendalian proses, penyiaran dan penerimaan televisi dan radio, peralatan rumah tangga (home appliances), mainan anak – anak (toys), pesawat telepon, peralatan telekomunikasi, dan masih banyak lagi lainnya. Semua perangkat ini tergolong TI karena memenuhi definisi TI yakni teknologi yang digunakan untuk mengumpulkan, mengolah, menganalisis, dan menyajikan informasi. Pada perkembangan terkini semua peralatan ini dapat berkomunikasi satu dengan lain menggunakan protokol komunikasi Internet Protocol (IP), sehingga kita dapat menyaksikan bagaimana sebuah Air Conditioner (AC) di rumah dapat dioperasikan dari mana saja melalui Internet. Dapat dimaklumi bila kalangan awam beranggapan bahwa TIK itu identik dengan Internet.
Semua Bebas Menjadi Sumber Informasi
Perubahan pertama yang dapat ditunjuk sebagai akibat
perkembangan TIK adalah semua orang yang dapat menggunakan akses ke Internet
bebas untuk menjadi sumber informasi. Sebagai salah satu wujud teknologi hasil
konvergensi antara Teknologi Informasi dan Telekomunikasi, Internet menawarkan
banyak kemudahan dalam berkomunikasi. Jika di masa lalu antar individu
dihadapkan pada terbatasnya moda komunikasi, dengan Internet persoalan jarak,
waktu, modus, dan bentuk informasi tidak lagi menjadi isu persoalan. Internet
mengubungkan jutaan manusia di muka bumi ini, tanpa para komunikan perlu
mengetahui keberadaaan lawan komunikasinya. Informasi dapat dikirim dan
diterima dalam berbagai bentuk, suara, gambar, data, teks, maupun kombinasi
dari semua itu. Melalui Internet ini pula, terbentuk komunitas maya yang
berkumpul sesuai dengan minatnya masing–masing. Para netter demikian sering
disebut tidak lagi terbelenggu oleh keterbatasan peran sebagai pembaca
informasi, tetapi pada posisi yang sama sekaligus dapat berperan sebagai sumber
informasi. Setiap netter yang tergabung dalam sebuah komunitas maya dapat
menuliskan apa saja buah pikirnya, termasuk yang dimaksudkan untuk menyerang
pihak lain, tanpa terhalang oleh sensor ataupun editing dari pihak lain. Satu–satunya
alat yang dapat digunakan untuk mengendalikan informasi yang dihasilkan oleh
para netter adalah komitmennya pada norma dan etika. Dikatakan demikian karena
di banyak negara hukum selalu ketinggalan dalam mengantisipasi kemajuan dan
kebebasan yang dialami oleh para pengguna teknologi. Meskipun demikian, di
beberapa negara, kebebasan dalam mengeluarkan ide dan pikiran melalui Internet
sudah mulai dirasa menganggu harmoni kehidupan sosial. Oleh karenanya dibuatlah
peraturan dan perundangan guna melingdungi para pihak yang dirugikan dan
menghukum mereka yang terbukti menggunakan TIK secara merugikan orang lain. Mailing
list, blog, chating, website merupakan arena komunikasi yang dimaksud di atas.
Ciri utamanya adalah adanya komunikasi interaktif, di antara para netter. Di
kalangan media massa perubahan ini mulai semakin nyata terlihat, peran sentral
penerbit media cetak berangsur–angsur menjadi berkurang. Jika semula media
cetak konvensional memegang kendali atas pemberitaan, mengatur siapa yang
kontribusi opininya akan diterbitkan, mengalokasikan halaman untuk pemasangan
iklan, dan mengendalikan distribusi, setelah munculnya media massa online,
kondisi semacam ini tidak sepenuhnya lagi eksis. Narasumber memiliki kesempatan
untuk menayangkan aktivitas dan atau idenya di website yang dikelolanya,
penulis kolom tidak perlu repot lagi harus menunggu giliran tulisannya dimuat
agar, agar dapat segera dibaca publik, penulis kolom dapat membuat website
sendiri, atau mengirimkan tulisannya kepada milist yang diikutinya. Demikian
pula pemasang iklan, rata–rata perusahaan menengah dan besar sudah memiliki
website yang memuat informasi tentang produk dan atau jasa yang dipasarkan,
ketergantungan kepada media massa cetak menjadi berkurang. Media cetak harus
memiliki armada distribusi, yang memerlukan pengelolaan tersendiri. Hal ini
tidak didapati pada media online. Kendala periodisasi dan distribusi fisik
tidak terjadi karena penerbitan berita dapat dilakukan kapan saja, sementara
disribusi berita berlangsung secara elektronik seketika ke segala penjuru
dunia.
Peluang Bisnis Baru
“Tidak ada detik.com bila tidak ada Internet.” Kalimat
ini disampaikan oleh Budiono Darsono penggagas dan sekaligus pemilik portal
berita detik.com. Fenomena perubahan yang muncul seiring dengan maraknya
Internet adalah tumbuh menjamurnya bisnis berbasis Internet semacam detik.com.
Nama–nama situs dagang di Internet semacam Google, Yahoo, Amazon, eBay,
Lelang.com, indoexchange.com, klikbca, dan lain sebagainya sudah menjadi
istilah familiar di kalangan bisnis dan pengguna TIK. Awal tahun 1999 hingga
akhir 2000 dunia bisnis pernah mengalami booming dotcom, suatu model bisnis
baru yang dikembangkan dengan menggunakan Internet sebagai sarana dan media
transaksi. Electronic business (e-business)
dan Electronic Commerce (e-commerce)
menjadi jargon yang masih hidup hingga kini. Bahkan futuris sekelas Lester
Thurow, Carl Shapiro, Paul Krugman, Don Tapscott menjelang pergantian abad
milenium dengan yakin mengatakan Internet akan mengubah conventional economy menjadi new
economy atau digital economy.
Suatu kondisi ekonomi yang diwarnai dengan aktivitas bisnis berbasiskan
transaksi melalui Internet. Gambaran akan terjadi perubahan besar dalam dunia
bisnis didukung oleh liputan media maupun banyak terbitnya buku yang mengulas
tentang e-business dan e-commerce. Model bisnis B2C, B2B, C2C menjadi topik
utama pembicaraan di berbagai seminar. Sebuah majalah ekonomi bahkan merasa
perlu untuk mengubah logo, tampilan dan sajian berita disesuaikan dengan serba
“e” yang diyakininya akan terus berlangsung. Fenomena di atas menggambarkan
bagaimana antusiasme kalangan bisnis dalam menyambut Internet. Perubahan
ternyata juga terjadi pada perusahaan lama yang kemudian menyadari perlunya memiliki
sarana interkasi dengan stakholder melalui Internet. Maka kemudian muncul
berribu nama_perusahaan.com atau nama_perusahaan.co.id yang semula menayangkan
informasi tentang perusahaan beserta produk dan jasa yang dipasarkan, hingga
akhirnya banyak di antaranya yang memanfaatkan Internet untuk transaksi bisnis.
Jika pada model pertama detik.com, amazon, yahoo, ebay dan lainnya menggunakan
konsep click and mortar, yang belakangan muncul diberi atribut brick and
mortar. Click and mortar mengacu pada model bisnis baru yang operasionalnya dan
sumber penghasilannya sepenuhnya mengandalkan transaksi melalui Internet.
Sedangkan brick and mortar mengacu pada bisnis konvensional yang menggunakan
Internet sebagai sarana pengembangan bisnis untuk memperkuat bisnis konvensionalnya.
Kekuatan bisnis masih terletak pada modus bisnis konvensional. Di antara jutaan
dotcom yang pernah tumbuh, setelah melalui fasa pendewasaan (maturity) hanyalah mereka yang memiliki
model bisnis solid saja yang masih tetap eksis. Sebagian besar tumbang menelan
kerugian. Internet berhasil mendorong penciptaan bisnis baru, harapan baru dan
perilaku bisnis yang sebelumnya bahkan tidak terbayangkan. Namun demikian,
bisnis adalah bisnis, Internet hanyalah sarana bisnis, bagi banyak orang,
Internet bukanlah bisnis itu sendiri. Memang ada yang menjadikan Internet
sebagai bisnis seperti penyelenggara Jasa Akses Internet (ISP dan Warnet) dan
pengembang aplikasi Internet (web
designer), namun demikian jumlahnya tidaklah sebesar dotcommer.
Kiat yang banyak dipakai para pebisnis Internet antara lain “tidak ada yang tidak dapat dibisniskan di Internet.” Daya pikat Internet sebagai alat dan sekaligus tujuan bisnis dipengaruhi juga oleh kemampuannya menjangkau pasar di seluruh dunia. Sebuah rumah penginapan kecil di pedalaman Finlandia yang selalu diselimuti es menjadi terkenal di seluruh dunia karena dipromosikan melalui Internet. Para turis harus rela mengantri sampai enam bulan untuk dapat giliran menginao di penginapan tersebut. Seorang wanita di Bandung selatan menjadi terkenal di seantero dunia dan bertambah kekayaannya setelah ia membuka jasa perdagangan melalui Internet. Masih banyak contoh sukses (dream come true) bisnis yang dilakukan melalui Internet. Ini semua menggambarkan perubahan di dunia bisnis yang terjadi karena adanya Internet.
Kiat yang banyak dipakai para pebisnis Internet antara lain “tidak ada yang tidak dapat dibisniskan di Internet.” Daya pikat Internet sebagai alat dan sekaligus tujuan bisnis dipengaruhi juga oleh kemampuannya menjangkau pasar di seluruh dunia. Sebuah rumah penginapan kecil di pedalaman Finlandia yang selalu diselimuti es menjadi terkenal di seluruh dunia karena dipromosikan melalui Internet. Para turis harus rela mengantri sampai enam bulan untuk dapat giliran menginao di penginapan tersebut. Seorang wanita di Bandung selatan menjadi terkenal di seantero dunia dan bertambah kekayaannya setelah ia membuka jasa perdagangan melalui Internet. Masih banyak contoh sukses (dream come true) bisnis yang dilakukan melalui Internet. Ini semua menggambarkan perubahan di dunia bisnis yang terjadi karena adanya Internet.
Perubahan Dalam Layanan Publik
Dampak TIK tidak saja melanda perusahaan atau
organisasi privat. Al Gore dikala masih menjadi Wakil Presiden Amerika Serikat
menjadi pejabat negara pertama di dunia yang menyatakan perlunya birokrasi
pemerintahan memanfaatkan TIK untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas layanan
publik. Jauh sebelum itu, Lee Kuan Yew Perdana Menteri Singapura memerintahkan
kepada aparat di bawahnya agar dapat menyelesaikan setiap permintaan layanan
dari masyarakat selambat –lambatnya dalam tempo dua kali dua puluh empat jam.
Permintaan layanan publik semacam ini tidak dapat dengan mudah dipenuhi bila
hanya dikerjakan secara manual, harus menggunakan TIK untuk menjawab perintah
Perdana Menteri. Al Gore dan LKY dapat dijadikan contoh bagaimana pemimpin
negara mengawali gerakan untuk mengotomatisasikan layanan publik menggunakan
TIK. Dalam perkembangan selanjutnya, yang terjadi tidak hanya otomatisasi
layanan publik, tetapi lebih dari itu terjadi efisiensi dan peningkatan
produktivitas yang luar biasa, serta peningkatan citra pemerintah di hadapan
masyarakat yang dilayaninya. Electronic
Government (e-Government) menjadi terminologi yang sering dipakai untuk
mendorong terjadinya transformasi paradigma dalam layanan publik.
Akuntabilitas, transparansi, akurasi, kecepatan proses layanan, dan
produktivitas menjadi kata yang sering diasosiasikan dengan e-Government. Pemanfaatan TIK di
lingkungan instansi pemerintah dalam kemasan e-Government dikhawatirkan pada akhirnya tidak berbeda dengan
hembusan Sistem Informasi Manajemen Nasional (SIMNas) dan berbagai program
pemerintah di bidang TIK lainnya yang selalu kandas di tengah jalan seiring
minimnya komitmen dari pemimpin nasional, pergantian kebijakan akibat
pergantian menteri atau tidak adanya anggaran yang memadai. Jika demikian, keberhasilan
negara – negara maju dalam memanfaatkan TIK utuk mereformasi birokrasinya,
tidak dapat ditiru oleh Indonesia. Dalam hal ini, TIK tidak dapat dituduh
sebagai biang kegagalan, atau e-Government hanyalah retorika belaka, namun
kunci persoalan kembali kepada manusia yang mengendalikan TIK.
Kejahatan Baru
Kejahatan Baru
Internet bagaikan pisau, digunakan oleh Ibu rumah
tangga baik – baik bermanfaat untuk keluarga, digunakan oleh wanita jalang
menjadi sarana pamer aurat. Dampak negatif yang muncul dari pemanfaatan teknologi
selalu tidak dapat terhindarkan. Persoalannya, Internet mendorong munculnya
jenis–jenis kejahatan baru yang tidak ada sebelumnya. Selain itu cakupan dari
kejahatan yang dilakukan melalui Internet sulit diukur dampak langsungnya
karena jangkauan Internet yang sedemikian luas. Dalam kasus penyebaran virus I Love You misalnya, jumlah korban yang
terserang hampir separo dari pengguna Internet pada waktu itu. Kerugian yang
diderita korban sulit terukur besarnya, karena korban sulit teridentifikasi
disebabkan lokasi tersebar di seluruh dunia. Kejahatan penipuan, pencurian
nomor kartu kredit, pornografi merupakan beberapa contoh kejahatan konvensional
yang menjadi lebih besar magnitude-nya karena dikerjakan dengan fasilitasi
Internet. Selain itu, perusakan situs Internet, pengiriman email sampah (spam),
pengiriman virus, memata – matai aktivitas seseorang (spyware), mengacaukan
trafik jaringan (DDOS) merupakan contoh kejahatan baru yang muncul setelah
adanya Internet. Jenis–jenis kejahatan yang dilakukan menggunakan Internet
diperkirakan akan meningkat baik modus maupun kejadiannya. Dorongan kepada
seseorang untuk melakukan tindakan kejahatan di Internet sangat banyak, antara
lain karena antara pelaku dan korban tidak perlu berada pada ruang dan waktu
yang sama, seringkali korban dan pelaku tidak saling mengenal, makin mudahnya
penggunaan Internet melalui tampilan program yang user friendly, dan masih lemahnya prasarana hukum yang mengatur
bidang Cyber.
Penyesuaian Perundangan dan Peraturan
Penyesuaian Perundangan dan Peraturan
Seorang pelaku carding mengatakan melakukan carding
karena dia menganggap di Repbulik Indonesia ini tidak ada aturan yang dapat
menghukum pencuri di dunia maya. Baginya dunia maya adalah maya, tidak ada
wujud, dan oleh karenanya segala perbuatan yang dilakukan di dunia maya tidak
punya implikasi hukum. Seorang carder yang ditangkap polisi dalam pengakuannya
mengatakan tidak merasa mencuri kartu kredit dan selanjutnya menipu merchant
karena semua aktivitas tersebut dilakukan secara terbuka di Warnet. Seorang
teman praktisi TIK dengan bangga menyatakan memiliki ratusan nama domain yang
identik dengan nama–nama perusahaan terkenal, dengan harapan suatu saat
perusahaan – perusahaan tersebut akan membeli nama domain yang dikuasainya
tersebut. Jika perusahaan menolak membeli, maka teman ini akan meng-hacked
situs milik perusahaan tersebut, dan kemudian menawarkan jasa security sistem
informasi. Seorang pengelola rumah hiburan, diam – diam mengirim email kepada
relasi dan berbagai milist yang berisi alamat situs rumah bordil tersebut, di
dalam situs tersebut ditayangkan gambar wanita yang siap melayani tamu dengan
tarif tertentu. Seorang polisi mengeluh karena setelah susah payah berhasil
menangkap carder, dan pengelola bordil maya, dalam proses persidangan hakim dan
jaksa tidak dapat meberi hukum yang adil karena kedua hakim dan jaksa
menganggap bukti yang diajukan tidak memenuhi ketentuan perundangan dan tidak
ada undang – undang yang layak dipakai untuk mengadili kasus tersebut.
Akibatnya polisi harus menjelaskan proses perolehan alat bukti dan jaksa/hakim
menggunakan undang – undang pidana biasa (KUHP) untuk mentuhi hukuman kepada
terdakwa. Ilustrasi kejadian di atas menggambarkan sudah saatnya tersedia
Undang – Undang dan peraturan yang khusus mengatur pemanfaatan TIK khususnya Internet.
Pelaku e-commerce dan masyarakat pengguna e-Government perlu menyadari bahwa
jika muncul konflik di antara para pihak yang bertransaksi, maka hukum yang ada
masih belum layak digunakan untuk mengadili kasus yang muncul. Kekhawatiran
terhadap potensi kerugian akibat tidak adanya kepastian hukum dalam transaksi
melalui Internet inilah yang menyebabkan banyak mitra bisnis di luar negeri
tidak bersedia berbisnis dengan pelaku bisnis Internet di Indonesia. Selain
perundangan, implementasi e-Government yang mengarah pada paperless
transactions juga mensyaratkan perlunya dilakukan perubahan terhadap berbagai
peraturan dan perundangan yang ada pada saat ini. Laporan pajak melalui
Internet misalnya, menjadi dipertanyakan efektivitasnya jika prosedur operasional
standar yang berlaku tidak diganti dengan yang berorientasi ke online
transactions. Layanan KTP melalui Internet, menjadi kehilangan ruh perubahan
bila ternyata masih harus disertai dengan transaksi bawah meja.
Tantangan Bagi Pemerintah
Tantangan Bagi Pemerintah
Berbagai
pemerintah di segenap kawasan telah mengantisipasi perubahan yang disebabkan
oleh TIK. Kebijakan dan peraturan dibuat untuk memfasilitasi masyarakat
warganya agar dapat seoptimal mungkin memanfaatkan TIK secara benar dan
bertanggung jawab. Kebijakan dan peraturan harus diarahkan untuk mendorong
makin tingginya nilai – nilai positif dari TIK, dan menekan serendah mungkin
dampak negatif dari pemanfaatan TIK. Perluasan akses kepada TIK, penambahaan
aplikasi dan konten, penguatan pelaku usaha di bidang TIK agar lebih
kompetitif, pendidikan sumber daya manusia agar trampil dan mumpuni di bidang
TIK, penyediaan bantuan dana bagi mereka yang tergolong miskin untuk memperoleh
akses kepada informasi, kemudahan perijinan bagi penyelenggaraan layanan TIK,
merupakan beberapa contoh isu yang merupakan tantangan bagi pemerintah. Dalam
konteks pembinaan, pengaturan, pengawasan dan pengendalian, ketentuan yang
berlaku di industri jasa telekomunikasi menjadi tidak relevan apabila
diterapkan begitu saja dalam pengaturan pemanfaatan TIK.
Penutup
Perubahan sosial selalu terjadi setiap saat secara terus menerus. Perubahan sosial tersebut terjadi karena diinginkan atau sebagai dampak dari perubahan pada sektor lain yang terkait dengan masalah sosial. Perubahan itu sendiri dapat menjadi tujuan dan sekaligus sebagai alat untuk mencapai tujuan. TIK terbukti berperan sebagai salah satu faktor pengubah tatanan sosial. Perubahan sosial yang diakibatkan oleh pemanfaatan TIK terjadi di lingkungan ekonomi, bisnis, politik, pemerintahan, dan terutama dalam pergaulan antar anggota masyarakat. Dampak dari perubahan yang bersifat positif menjadikan faktor pengubah beralih peran dari yang semula sebagai alat menjadi tujuan agar dapat dimiliki untuk mengubah kondisi pemiliknya. Implikasi dari interaksi semacam ini menuntut dukungan semua pihak terutama pemerintah agar mereka yang tidak memiliki kemampuan untuk memiliki TIK menjadi berkesempatan memanfaatkannya, perubahan sosial yang terjadi dari pemanfaatan TIK dapat terkendali sehingga dampak negatifnya minimal, serta adanya perlindungan bagi pengguna TIK dari tindak kejahatan yang dilakukan sesama pengguna TIK. Netralitas dan fleksibilitas TIK menjadikan peran sosial TIK sangat tergantung pada pengendalinya.
Langganan:
Postingan (Atom)